Minggu, 27 Mei 2012

Mantan...


Untukmu, pecinta game audition ayodance

Halo gamers! Apa kabar kamu? Bagaimana hari-harimu? Salahkah aku kalau aku sedikit basa-basi? Bertanya kabar dan hari-harimu. Dulu, aku memang tak perlu menanyakan itu, karena kau yang selalu dulu mengabariku tentang hari-harimu, walaupun kadang saat itu, kau sedang sibuk dengan game’mu, aku langsung diabaikan, aku seakan akan tak pernah ada.

Untukmu, pria yang meminta ajaran twitter kepadaku

Sudah beberapa bulan peristiwa ini telah terlwatkan. 5 November 2011, perkenalan yang mungkin sangat sederhana. Kita saling tertawa dan bertukar rasa, cukup dengan tulisan, cukup dengan ungkapan, tapi sayangnya aku tidak pernah melihat wajahmu. Siapakah yang patut disalahkan di perkenalan yang absud ini? Aku? Kamu? Atau tuhan?

Untukmu, cowok berkacamata min 3

Mungkin, kau sudah tidak memerdulikan kisah kita. Mungkin, semua tentang kita telah kau musnahkan dalam kenangan. Mungkin, kau tak mengingatku, tapi salahkah aku jika jika aku masih mampu mengingat dengan jelas cerita kita? Salahkah kita dulu pernah saling jatuh cinta?

Diatas hanya sekedar basa-basi, intinya, AKU MASIH MENYAYANGIMU, MANTAN:')

Untukmu, pecinta game audition ayodance

Halo gamers! Apa kabar kamu? Bagaimana hari-harimu? Salahkah aku kalau aku sedikit basa-basi? Bertanya kabar dan hari-harimu. Dulu, aku memang tak perlu menanyakan itu, karena kau yang selalu dulu mengabariku tentang hari-harimu, walaupun kadang saat itu, kau sedang sibuk dengan game’mu, aku langsung diabaikan, aku seakan akan tak pernah ada.

Untukmu, pria yang meminta ajaran twitter kepadaku

Sudah beberapa bulan peristiwa ini telah terlwatkan. 5 November 2011, perkenalan yang mungkin sangat sederhana. Kita saling tertawa dan bertukar rasa, cukup dengan tulisan, cukup dengan ungkapan, tapi sayangnya aku tidak pernah melihat wajahmu. Siapakah yang patut disalahkan di perkenalan yang absud ini? Aku? Kamu? Atau tuhan?

Untukmu, cowok berkacamata min 3

Mungkin, kau sudah tidak memerdulikan kisah kita. Mungkin, semua tentang kita telah kau musnahkan dalam kenangan. Mungkin, kau tak mengingatku, tapi salahkah aku jika jika aku masih mampu mengingat dengan jelas cerita kita? Salahkah kita dulu pernah saling jatuh cinta?

Diatas hanya sekedar basa-basi, intinya, AKU MASIH MENYAYANGIMU, MANTAN:')

Rabu, 02 Mei 2012

Kerinduan pada seorang pangeran fiksi:')


KERINDUAN UNTUK PANGERAN FIKSI

Aku perempuan fiksi, mencintaimu dengan cara fiksi, meski rasa hatiku bukan sebuah fiksi.

kemudian engkau mengatakan kepadaku tentang kerinduanmu. padahal kita tidak pernah bertemu. tetapi hati kita sering bersatu, melalui nada-nada, cerita-cerita, canda dan tawa. Sampai batas sebuah kerinduan, tiba-tiba engkau meninggalkanku tanpa kabar. Padahal saat itu aku tengah membutuhkannya. Hingga tanpa sengaja kita bertemu kembali lewat suara dan kata. tetap fiksi atau setengah nyata. kemudian engkau sampaikan kerinduan-kerinduan tanpa menjelaskan alasan kepergianmu yang lalu. Hingga engkau menodongku dengan sebuah kalimat "Kalau kamu hanya fiksi, hanya sebuah tulisan, hanya berupa suara. AKU PERGI"

apakah ada yang salah antara aku dan kamar kotak yang mengurungku, sekalipun aku bukan seekor burung di dalam sangkar? tetapi aku juga tak bisa terbang jauh ke tempat asing dimana aku sendiri tak mampu menjangkaunya dengan sayap yang lemah. namun jika engkau tak dapat memahaminya, aku pun tidak memaksa. aku hanya sekedar mengingatkanmu tentang ini:

"Apakah kau juga akan rela meninggalkan semua perempuan fiksi yang kau sentuh dengan kalimat lewat monitormu? lalu untuk apa selama ini kita mencoba saling berbagi? sementara pada beberapa menit, seluruh manusia modern akan membagikan waktunya untuk berbincang dengan sosok-sosok fiksi lewat, layar I pad, laptop, ponsel, dsb. begitu juga dengan dirimu yang menemukanku di peradaban itu"

aku hanya tau satu hal, bahwa aku menemukanmu untuk memeluk dunia baru dengan elegi-elegi kita. fiksi atau tidak itu hanya sebuah akumulasi pemikiran. Ketika kau mencoba untuk membunuh aku yang fiksi, maka sesungguhnya kau telah membunuh pikiranmu sendiri.

Ingatlah, bahwa perempuan fiksi punya hati yang tak fiksi. rasa yang nyata, yang pernah membuatmu gila karena rindu sekarat yang merajalela. Rindu yang bagai tuak menghajar tenggorokan dan kerongkonganmu hingga engkau panas dalam. kemudian hanya bisa mengelus wajahku dengan ujung telunjukmu dalam pulatan angin. Dan engaku hanya memejam dalam rejaman yang menggebu. Yakinlah, Fiksi itu bagian kecil dari dunia Nyata karena ia lahir dari kenyataan. Fiksi cuma ìstilah keterbatasan gerak suatu kisah. Namun walaupun sekedar kisah fiksi bukan berarti tidak ada hati. Dan hati sama sekali bukan fiksi. karena terkadang kenyataan lahir berawal dari sebuah fiksi yang terkemas dalam sebuah niat. aku tak malu mengakui ini. Fiksi itu bumbu kehidupan.

pada dasarnya, aku bukan sebuah kerinduan yang fiksi. Baiklah, akan kukatakan tentang ini. Jika engkau lelakiku yang fiksi kemudian sampai mendapatkan cintaku yang penuh elegi dan tidak sama sekali fiksi, maka engkau akan kujadikan pangeran fiksi dalam duniaku sendiri. Semakin aku mencintaimu, maka akan kupasung hatiku disini, dan menjadikan cintaku tetap fiksi. mengabadikan kerinduan-kerinduan yang menggeliat setengah mati dan tetap pada kedalaman fiksi. mengapa demikian?

SEBAB PERJUMPAAN HANYA AKAN MENGIKIS KHARISMAMU YANG TAK FIKSI. SEBAB JIKA KUDEKATKAN DIRIKU PADAMU, MAKA DIRIMU SUDAH TAK JADI SOSOK SPESIAL LAGI DI HATIKU YANG TIDAK FIKSI. SEBAB AKU INGINKAN CINTAKU YANG TUMBUH UNTUKMU BUKAN SEBUAH FIKSI. AKU INGIN ENGKAU SESUATU YANG HAKIKI, WAHAI PANGERAN FIKSI.

*catatan Perempuan Fiksi.


KERINDUAN UNTUK PANGERAN FIKSI

Aku perempuan fiksi, mencintaimu dengan cara fiksi, meski rasa hatiku bukan sebuah fiksi.

kemudian engkau mengatakan kepadaku tentang kerinduanmu. padahal kita tidak pernah bertemu. tetapi hati kita sering bersatu, melalui nada-nada, cerita-cerita, canda dan tawa. Sampai batas sebuah kerinduan, tiba-tiba engkau meninggalkanku tanpa kabar. Padahal saat itu aku tengah membutuhkannya. Hingga tanpa sengaja kita bertemu kembali lewat suara dan kata. tetap fiksi atau setengah nyata. kemudian engkau sampaikan kerinduan-kerinduan tanpa menjelaskan alasan kepergianmu yang lalu. Hingga engkau menodongku dengan sebuah kalimat "Kalau kamu hanya fiksi, hanya sebuah tulisan, hanya berupa suara. AKU PERGI"

apakah ada yang salah antara aku dan kamar kotak yang mengurungku, sekalipun aku bukan seekor burung di dalam sangkar? tetapi aku juga tak bisa terbang jauh ke tempat asing dimana aku sendiri tak mampu menjangkaunya dengan sayap yang lemah. namun jika engkau tak dapat memahaminya, aku pun tidak memaksa. aku hanya sekedar mengingatkanmu tentang ini:

"Apakah kau juga akan rela meninggalkan semua perempuan fiksi yang kau sentuh dengan kalimat lewat monitormu? lalu untuk apa selama ini kita mencoba saling berbagi? sementara pada beberapa menit, seluruh manusia modern akan membagikan waktunya untuk berbincang dengan sosok-sosok fiksi lewat, layar I pad, laptop, ponsel, dsb. begitu juga dengan dirimu yang menemukanku di peradaban itu"

aku hanya tau satu hal, bahwa aku menemukanmu untuk memeluk dunia baru dengan elegi-elegi kita. fiksi atau tidak itu hanya sebuah akumulasi pemikiran. Ketika kau mencoba untuk membunuh aku yang fiksi, maka sesungguhnya kau telah membunuh pikiranmu sendiri.

Ingatlah, bahwa perempuan fiksi punya hati yang tak fiksi. rasa yang nyata, yang pernah membuatmu gila karena rindu sekarat yang merajalela. Rindu yang bagai tuak menghajar tenggorokan dan kerongkonganmu hingga engkau panas dalam. kemudian hanya bisa mengelus wajahku dengan ujung telunjukmu dalam pulatan angin. Dan engaku hanya memejam dalam rejaman yang menggebu. Yakinlah, Fiksi itu bagian kecil dari dunia Nyata karena ia lahir dari kenyataan. Fiksi cuma ìstilah keterbatasan gerak suatu kisah. Namun walaupun sekedar kisah fiksi bukan berarti tidak ada hati. Dan hati sama sekali bukan fiksi. karena terkadang kenyataan lahir berawal dari sebuah fiksi yang terkemas dalam sebuah niat. aku tak malu mengakui ini. Fiksi itu bumbu kehidupan.

pada dasarnya, aku bukan sebuah kerinduan yang fiksi. Baiklah, akan kukatakan tentang ini. Jika engkau lelakiku yang fiksi kemudian sampai mendapatkan cintaku yang penuh elegi dan tidak sama sekali fiksi, maka engkau akan kujadikan pangeran fiksi dalam duniaku sendiri. Semakin aku mencintaimu, maka akan kupasung hatiku disini, dan menjadikan cintaku tetap fiksi. mengabadikan kerinduan-kerinduan yang menggeliat setengah mati dan tetap pada kedalaman fiksi. mengapa demikian?

SEBAB PERJUMPAAN HANYA AKAN MENGIKIS KHARISMAMU YANG TAK FIKSI. SEBAB JIKA KUDEKATKAN DIRIKU PADAMU, MAKA DIRIMU SUDAH TAK JADI SOSOK SPESIAL LAGI DI HATIKU YANG TIDAK FIKSI. SEBAB AKU INGINKAN CINTAKU YANG TUMBUH UNTUKMU BUKAN SEBUAH FIKSI. AKU INGIN ENGKAU SESUATU YANG HAKIKI, WAHAI PANGERAN FIKSI.

*catatan Perempuan Fiksi.

 
Elphin Books Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template